Saat ini, tidak sedikit kaum muslimin yang mengikuti cara-cara atau kebiasaan dari orang-orang non muslim atau kafir. Padahal Nabi ﷺ pernah bersabda,
من تشبّه بقوم فهو منهم
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Abu Daud no. 4031)
Syaikh Shalih Fauzan حفظه الله menjelaskan
فالتشبه: هو المحاكاة و المماثلة في أقوالهم و أفعالهم و صفاتهم
Maka tasyabbuh ialah penyerupaan, penyamaan baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan sifat mereka.
والواجب على المسلمين أن يعتزّوا بدينهم، و بما شرعه الله لهم من أحكام النافعة، و ما أمرهم به من أوامر التي فيها خيرهم، و يتجنّبوا ما نهاهم مما فيه ضررهم وأن يتميزو عن غيرهم من الناس
Wajib bagi setiap muslim berbangga dengan agamanya, dan dengan apa yang telah Allah syari’atkan baginya dari segala macam hukum yg bermanfaat, dan dari segala perintah yg terdapat kebaikan di dalamnya, dan menjauhi segala larangan yg terdapat kemudhorotan di dalamnya agar orang-orang muslim dapat dibedakan dari selain mereka
Karena Allah ta’ala telah memuliakan kaum muslimin dengan agama Islam. Allah ta’ala berfirman,
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan “jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (Ali Imran: 139)
Maka keimanan menjadikan seorang manusia tinggi derajatnya dari selainnya. Nabi ﷺ bersabda,
الإسلام يعلو و لا يُعلى
“Sesungguhnya Islam itu tinggi (derajatnya / mulia) dan tidak ada agama yg lebih tinggi daripadanya” (HR. Baihaqi no. 205/6)
Seorang muslim telah Allah berikan kepada mereka pembeda dari selain mereka. Maka bagaimana seorang melepaskan mertabat ini kepada selain darinya yg tidak terdapat faidah di dalamnya.
Referensi:
Ithaaful Kiraam bisyarhi Kitaabul Jaami’, cet. Dar al-Majid, hal. 114
