Macam-macam Tauhid

0
26

Macam-macam Tauhid

Seperti yang diketahui bersama, bahwa inti ajaran Islam adalah mentauhidkan Allah, dan berdasarkan pengkajian para ulama terdahulu terhadap kitabullah dan as-sunnah, mereka mengambil kesimpulan bahwa inti dari at-tauhid ada tiga:

  1. Tauhid Rububiyyah
    adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan Allah lah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka.

    Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di nyatakan dalam Al Qur’an:

    الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ

    Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)

  2. Tauhid Uluhiyyah/ Ubudiyyah
    adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin. Allah Ta’ala berfirman:

    إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

    Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan” (Al Fatihah: 5)

    Tauhid inilah yang didakwahkan oleh para Rasulullah pertama kali dan terakhir kali, dan tauhid ini merupakan makna dari kalimat laa ilaha illallaah, karena ilah berarti yang disembah, diibadahi dengan rasa cinta, takut, pemuliaan, dan pengagungan pada segala jenis ibadah.

  3. Tauhid Al Asma’ was Shifat
    adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Di dalam meyakini tauhid asma wa sifat Allah ini kita haruslah menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diriNya dan menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan dari diriNya, dengan tanpa tahrif (memalingkan makna), tanpa ta’thil (mengingkari dan menolak sebagian sifat-sifat Allah) dan tanpa takyif (menggambarkan atau menanyakan hakikat wujud Allah).

    Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

    وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

    Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here