Ma’aa syirol muslimin wal muslimat sidang majelis pemirsa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan dunia dan akhirat. Banyak orang yang menghayalkan memiliki anak yang sholeh. Mereka mengafal do’a yang memang Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan. Kita meminta dengan satu model do’a yang Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam ajarkan:
ربي حبلي من الصالحين
Robbi hablii minash shoolihiin.
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Ash Shaffaat: 100)
Al ‘alaamah Ibnul Qoyyim Al Jauziiyah orang yang berani mengatakan bahwa terkadang takdir itu merupakan sebab akibat. Kalau cuma kesholehan dikhayalkan tanpa ada muqodimah dalam perbuatan, inikan mimpi di siang bolong. Anak yang sholeh tidak datang begitu saja, buatlah sebab.
Paling tidak yang pertama,
carilah pasangan yang sholeh dan sholehah karena pasangan yang sholeh dan sholehah ini menjadi penyebab awal dasar orang tersebut memiliki anak-anak yang sholeh.
Yang kedua,
kalau sudah pasangan yang sholeh dan sholehah kita cari. Tolonglah nanti prosesnya pun nanti harus sholeh, sholeh yang dimaksud adalah yang benar seperti apa yang Allah B inginkan:
لقد كان لكم في رسول الله أصوة حسنة
Laqod kaana lakum fii rosuulillahi uswatun hasanah,
“Telah ada suri tauladan yang terbaik pada diri RasulullahG“. (QS Al Ahzab : 21)
Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan ini bukan cuma sekedar diucapan, tingkah laku Rasulullah Gyang diterima oleh orang-orang di manapun yang mendengar dakwah beliau. Artinya kesholehan datang dengan mencontoh Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam.
Kalau sudah mencontoh Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam kemudian besarkan anak-anak kita yang Allah titipkan kepada kita di lingkungan yang sholeh juga. Paling tidak yang paling mudahlah sudah. Yah kita membeli rumah tolong dengan cara yang sholeh. Karena sering sekali orang yang membeli rumah ini mendustai orang yang memiliki rumah sebelumnya. Apakah ditakut-takutin, “Ini daerah bakal kena jalur hijau”, orang jual murah. Ataupun ketika membangunnya pun nanti dengan cara yang dzolim atau mungkin dia diam-diam datang ke notaris, minta dikecilkan ukuran bangunannya supaya murah ongkos biaya yang lain-lainnya. Inikan semua bentuk kedzoliman, sementara ayat sudah baku mengatakan:
وما للظالمين من أنصار
Wamaa lidz dzoolimiina min ashoor.
“Tidak akan pernah ada penolong buat orang yang berbuat kedzoliman”. (QS Al Baqarah 270, Ali Imran 192, Al Maaidah 72).
Kita minta kemuliaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala tadi
ربي حبلي من الصالحين
Robbi hablii minash shoolihiin
Mungkinkah kesholehan datang dengan cara berbuat dzolim? Sementara ada hadits yang mengatakan bahwa:
و إن الله تعالى لا ينال ما عنده إلا بالطاعة وأجمل في طلاب
Wa innallaha ta’ala laa yunaalu maa indahu illaa bith thoo’ah wa ajmilu fi thoolab,
“Sesungguhnya Allah ta’ala seluruh kebaikan yang kalian inginkan adanya disisi Allah, dan tidak mungkin kalian dapatkan yang disisi Allah tanpa menta’ati Allah”. (HR Ibnu Abbas)
Sekarang bagaimana kalian khayalkan sebuah kebaikan dengan cara yang Allah Subhanahu wa Ta’ala murkai. Wallahi ya akhii fillah,
وما للظالمين من أنصار
Sampai kapanpun takkan pernah ada penolong buat orang yang berbuat kedzoliman.
Maka jangan cuma dikhayalkan
رب حبلي من الصالحين
ربنا حبلنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين وجعلنا للمتقين إماما
Robbi hablii minash shoolihiin, robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzuriyyaatinna qurrota a’yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaama.
Itukan tinggal do’a, siapapun bisa menghafalnya. Walaupun orang yang mendzolimi Rasul. Walaupun orang yang mendzolimi Abu Bakar dan Umar, pun mereka hafal do’a tersebut. Tapi kalau sebab nggak dibuat bagaimana kemuliaan akan datang?
هل جزاء الإحسان إلا الإحسان
Hal jazaaul ihsaan ilal ihsan
Sudah jelas ayatnya, “Bukankah kebaikan akan datang dengan cara yang baik”. (QS Ar Rahman : 60).
Ayo! Buat kebaikan jangan cuma mengkhayalkan, yaitu menginginkan sebuah kesholehan tanpa sebab. Mudah-mudahan Allah jadikan kita orang yang mengerti bahwa kesholehan itu datang dengan sebab, cara yang betul dengan izin Allah.
Wallahu a’lam bish showwab, akhiiru da’waana ‘anilhamdulillahirobbil ‘aalamiin..