Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah – Mendo’akan Kebaikan untuk Pemimpin

0
65

Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah
Mendo’akan Kebaikan untuk Pemimpin

 

Imam al-Barbahari rahimahullah mengatakan:

وإذا رأيت الرجل يدعو على السلطان فاعلم أنه صاحب هوى وإذا سمعت الرجل يدعو للسلطان بالصلاح فاعلم أنه صاحب سنة إن شاء الله

“Jika Anda melihat ada orang yang mendoakan keburukan untuk pemimpin, ketahuilah bahwa dia adalah pengikut hawa nafsu (aqidahnya menyimpang). Dan jika Anda melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk pemimpin, ketahuilah bahwa dia Ahlus Sunah, insya Allah.” (Syarh as-Sunnah).

Selanjutnya, al-Barbahari rahimahullah  membawakan riwayat perkataan seorang ulama besar, Fudhail bin Iyadh rahimahullah, yang memberikan nasihat:

لو كان لي دعوة مستجابة ما جعلتها الا في السلطان

“Andaikan saya memiliki satu doa yang pasti terkabulkan, tidak akan aku ucapkan kecuali untuk mendoakan kebaikan pemimpin.”

Kemudian ada orang yang bertanya, mengapa harus demikian? Beliau menjawab:

إذا جعلتها في نفسي لم تعدني وإذا جعلتها في السلطان صلح فصلح بصلاحه العباد والبلاد فأمرنا أن ندعو لهم بالصلاح ولم نؤمر أن ندعو عليهم وإن جاروا وظلموا لأن جورهم وظلمهم على أنفسهم وصلاحهم لأنفسهم وللمسلمين

“Jika doa itu hanya untuk diriku, tidak akan kembali kepadaku. Namun jika aku panjatkan untuk kebaikan pemimpin, kemudian dia jadi baik, maka masyarakat dan negara akan menjadi baik. Kita diperintahkan untuk mendoakan kebaikan untuk mereka, dan kita tidak diperintahkan untuk mendoakan keburukan bagi mereka, meskipun mereka zalim. Karena kezaliman mereka akan ditanggung mereka sendiri, sementara kebaikan mereka akan kembali untuk mereka dan kaum muslimin.” (Syarh as-Sunnah).

 

_____________________

sumber: http://goo.gl/zIfROx

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here