Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
والدعاء من أنفع الأدوية، وهو عدو البلاء، يدفعه و يعالجه، و يمنعه نزوله، و يرفعه، أو يخففه إذا نزل
Doa termasuk salah satu penawar yg sangat bermanfaat. Doa merupakan lawan dari musibah, mencegah dan memperbaiki musibah, mencegah turunnya musibah dan mengangkatnya atau meringankan musibah apabila telah turun musibah tsb.
Syaikh Shalih Fauzan menjelaskan bahwasanya do’a memiliki kedudukan yg agung. Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk berdo’a di banyak ayat Al-Qur’an. Serta menjanjikan akan mengijabah (mengabulkan) doa tsb. Bahkan orang-orang kafir sekalipun apabila berdo’a dalam keadaan yg sulit, mengikhlaskan do’anya kepada Allah, maka Allah ijabah do’a mereka. Maka terlebih lagi dengan kaum mukminin?
Dan do’a termasuk bagian dari takdir. Apabila Allah ta’ala telah mentakdirkan sesuatu maka pastilah itu terjadi.
Apabila Allah mentakdirkan hamba berdo’a, maka Allah akan mencegah musibah dari hamba tsb dengan sebab do’a. Maka hal tsb mengangkat takdir dengan takdir. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Ibnu ‘umar radhiallaahu’anhuma,
الدعاء ينفع مما نزل و مما لم ينزل
“Do’a itu bermanfaat bagi yang telah terjadi dan yang belum terjadi”
Maksudnya adalah doa itu bermanfaat terhadap suatu musibah yg telah terjadi, dan doa bermanfaat juga untuk mencegah musibah yg blm terjadi.
Referensi
Ta’liqaatu ‘ala al-jawaabul kaafi, cet. Imam Adz-dzahabi, hal. 28-30