Pernahkah anda mendengar perkataan bahwa sabar itu ada batasnya. Akan tetapi, bagaimana tinjauan di dalam Islam yang sebenarnya. Apakah benar sabar itu ada batasnya? Syaikh Shalih Fauzan mengatakan
الصبر واجب، و أما الرضا بالمصيبة فهو ليس بواجب، إن حصل فحسن
“Sabar itu merupakan kewajiban, adapun ridho terhadap musibah maka itu bukan kewajiban. Apabila ridho, maka itu lebih baik.”
و أعلى من ذلك أن يشكر الله على المصيبة لأنها خير له
“Dan yang lebih tinggi dari hal tsb (sabar dan ridho) ialah dia bersyukur kepada Allah terhadap musibah yg terjadi karena sesungguhnya hal tsb kebaikan bagi dirinya.”
Nabi ﷺ pernah bersabda,
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Perkara seorang mukmin itu menakjubkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
أما الكافر فعلى العكس، إن أصابته ضراء جزع و تسخط، و إن أصابته سراء أشر و بطر و تكبر
“Adapun orang kafir melakukan kebalikannya. Apabila tertimpa musibah, maka kecewa dan benci. Apabola ditimpa kesenangan, maka mengkufuri nikmat, sombong dan angkuh.”
Dengan kata lain, perkataan bahwa sabar itu ada batasnya itu tidaklah benar. Sebab apabila seorang muslim tertimpa musibah, maka wajib bagi dirinya bersabar. Bahkan syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,
و الصبر واجب باتفاق العلماء
“Sabar merupakan kewajiban dengan kesepakatan para ulama”
Bahkan sabar merupakan bagian dari agama. Syaikh Shalih Fauzan mengatakan,
الصبر من الدين بمنزلة الرأس من الجسد
“Kesabaran itu merupakan bagian dari agama sebagaimana kedudukan kepala bagian dari tubuh”
Referensi:
Ta’liiqu wal Bayaanu ‘ala Kitab Al-Furqon Baina Auliyaa-i Ar-Rahman wa Auliyaa-i asy-syaithon, cet. Al-Maktabah Al-Asdiyah, hal. 433