Hukum Mengucapkan Selamat Natal

0
32

Bagaimanakah hukum mengucapkan selamat natal? Benarkah mengucapkan selamat natal merupakan hal yang dibolehkan di dalam Islam?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwasanya Imam al-Baihaqi di dalam kitabnya Sunan al-Kubra memuat sebuah bab

كراهة الدخول على أهل الذمة في كنائسهم والتشبه بهم يوم نيروزهم و مهرجانهم

Larangan menemui orang kafir di dalam tempat-tempat ibadah mereka, menyerupai mereka ketika upacara dan hari raya mereka.

Kemudian imam al-Baihaqi membawakan perkataan Umar bin Khaththab radhiallaahu’anhu,

لا تدخلوا على المشركين في كنائسهم يوم عيدهم، فإن السخطة تنزل عليهم

Janganlah kalian menemui orang-orang kafir di tempat-tempat ibadah mereka di hari raya mereka, karena kemurkaan Allah turun kepada mereka ketika itu.

Abdullah bin Amru radhiallaahu’anhu juga berkata,

من بنى ببلاد الأعاجم فصنع نيروزهم و مهر جائهم، و تشبه بهم حتى يموت وهو كذلك، حشر معهم يوم القيامة

Barang siapa yang tinggal di negri asing (bukan negri arab/ islam) kemudian mengikuti melakukan upacara dan hari raya mereka (orang-orang kafir), dan menyerupai mereka hingga dirinya wafat. Maka ia serupa dengan mereka, dibangkitkan bersama mereka ketika hari kiamat.

Imam al-Baihaqi menjelaskan bahwasanya umar radhiallaahu’anhu telah melarang menemui mereka di tempat-tempat ibadah mereka (orang-orang kafir) ketika hari raya mereka, maka apalagi melakukan sesuatu dari perbuatan mereka?? Atau melakukan sesuatu yang menjadi konsekuensi agama mereka??

Adapun perkataan Abdullah bin Amru radhiallaahu’anhu,

وهو كذلك، حشر معهم يوم القيامة

Imam al-Baihaqi menjelaskan perkataan ini mengandung konsekuensi bahwa Abdullah bin Amr radhiallaahu’anhu mengganggap seorang menjadi kafir apabila menyerupai mereka (orang-orang kafir) pada hari raya mereka, atau paling tidak menganggap hal tersebut termasuk dari dosa-dosa besar yang menjadikan seorang masuk ke dalam neraka.

Lihatlah penjelasan ulama di atas. Bagaimana sikap para sahabat dan ulama salaf terkait hari raya orang-orang kafir.

Sungguh mengherankan di zaman ini, sebagian orang mengucapkan selamat atas hari raya orang-orang kafir. Bahkan mereka mengatakan bahwasanya hal tersebut hanyalah ucapan yang tidak akan mempengaruhi aqidah, selama aqidahnya kuat. Apakah mereka merasa lebih beraqidah ketimbang Umar bin Khaththab dan Abdullah bin Amru radhiallaahu’anhum??

Bukankah Allah ta’ala berfirman,

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ

janganlah kamu mengatakan dirimu suci (An-Najm: 32)

Ingatlah firman Allah ta’ala,

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. *Bagimu agamamu, dan bagiku, agamaku*” (Al-Kaafirun: 1-6)

Dan ingatlah bahwasanya Ahlus sunnah memahami bahwasanya perkataan merupakan salah satu di antara pokok yang dapat menjadikan seorang keluar dari Islam. Untuk lebih lanjut baca artikel Ahlus Sunnah dalam Memahami Pembatal Keislaman

Referensi:

اقتضاء الصراط المستقيم لمخالفة أصحاب الجحيم، ص. 455-459

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here