Disebutkan bahwasanya termasuk di antara pembatal keislaman ialah tidak mengkafirkan pelaku kesyirikan atau ragu terhadap kekafiran mereka. Hal itu dikarenakan wajib bagi setiap muslim mengkafirkan siapa saja yang telah Allah dan Rasul-Nya kafirkan. Allah ta’ala berfirman,
لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
Sungguh telah kafir mereka yang mengatakan bahwasanya Allah adalah al-Masih (Isa) bin Maryam (al-Maidah: 17)
Dan di antara pengertian tauhid ialah seorang mengesakan Allah dengan peribadahan dengan mengimaninya, membenarkannya, dan mengamalkannya. Tidak hanya dengan ucapannya saja, tetapi harus disertai meyakini bahwa sesembahan selain Allah adalah bathil dan pelakunya adalah musyrik, dan berlepas dari dari mereka. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja (Al-Mumtahanah: 4)
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku” (Az-Zukhruf: 26-27)
Referensi:
– دروس في شرح نواقض الاسلام، ص. ٧٣
– سبل السلام شرح نواقض الاسلام، ص. ٩٨