Imam Ibnul Qoyyim mengatakan di dalam kitabnya “Madarijus Saalikin”
Meminta hajat kepada orang yang telah mati, beristighotsah kepada mereka, dan menghadap kepada mereka, hal ini merupakan pangkal kesyirikan.
Apabila seorang mayyit telah terputus amalnya, dan dia tidak mampu memberikan manfaat dan mudhorot bagi dirinya, apalagi kepada orang yang beritighotsah kepadanya, dan orang yang meminta dipenuhi kebutuhan hajatnya atau orang yang meminta agar dirinya diberikan syafaat dihadapan Allah dengan perantaranya
Hal ini dikarenakan kebodohannya terhadap orang yang memberikan syafaat dan orang yang diberikan syafaat di hadapan Allah.
Sesungguhnya seorang tidak dapat memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin dari Allah. Allah tidak menjadikan istighotsah dan meminta kepada mayyit sebagai sebab diberikannya syafaat. Sebab Allah memberikan izin agar diberikan syafaat adalah dengan kesempurnaan tauhid.
Seorang yang musyrik ini telah melakukan sebab yang menghalangi izin Allah agar diberikan syafaat, dan dirinya bagaikan orang yang meminta pertolongan untuk suatu kebutuhan tetapi melakukan sesuatu apa yang dapat menghalangi tercapainya kebutuhan tsb. Inilah keadaan setiap musyrikin
Dan seorang mayit membutuhkan doa dari orang-orang yg masih hidup untuk dirinya, dan membutuhkan doa agar diberikan rahmat untuk dirinya dan membutuhkan istighfar untuk dirinya. Namun, orang-orang musyrik melakukan sebaliknya.