Di antara salah satu prinsip atau tingkatan beriman kepada takdir adalah al-iradah ( الإرادة ), yaitu kehendak. Artinya, segala sesuatu yang terjadi itu berdasarkan kehendak Allah ta’ala. Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi menjelaskan bahwa al-iradah ( الإرادة ) Kehendak terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Iradah Kauniyyah ( إرادة كونية )
2. Iradah Diniyyah Syar’iyyah ( إرادة دينية شرعية )
- Iradah Kauniyyah*
*Kehendak ini umum mencakup segala sesuatu.* Sebagaimana dalam firman Allah ta’ala,فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (Al-An’am: 125)
إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ
“Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (Al-Maidah: 1)
- Iradah Syar’iyyah*
*Merupakan segala perbuatan yang mencakup di dalamnya kecintaan dan keridhoan Allah ta’ala.* Sebagaimana firman allah Ta’ala,يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (Al-Baqarah: 185)
*Perbedaan di antara Iradah Kauniyyah dan Iradah Syar’iyyah*
- Bahwa Kauniyyah tidak ada pertentangan dengan tuntutannya. Adapun Iradah Syar’iyyah terkadang terjadi dan terkadang tidak terjadi. Apabila Allah menghendaki suatu secara Kauniyyah dari seorang hamba melakukan suatu perbuatan maka pasti dia akan melakukannya, dan apabila Allah menghendaki seorang hamba mati maka pasti akan mati. Maka tidak ada yang menyelisihi keinginan Allah.Adapun Iradah Syar’iyyah maka terkadang terjadi dan terkadang tidak terjadi, maka bagi Allah menghendaki dari seluruh hamba-hamba-Nya menjadi beriman dan menjadi baik, akan tetapi sebagian dari mereka ada yang beriman dan sebagian yang lain tidak beriman.
- Bahwa Iradah Kauniyyah dan Iradah Syar’iyyah keduanya terkumpul pada seorang yang mukmin. Dan Iradah Kauniyyah menyendiri pada seorang yang kafir. Maka bagi Allah menghendaki Abu Bakar Radhiallaahu’anhu menjadi beriman baik secara Iradah Kauniyyah ataupun Iradah Syar’iyyah.Dan bagi Allah menghendaki Abu Lahab menjadi beriman secara Iradah Syar’iyyah, tetapi Allah ta’ala tidak menghendakinya secara Iradah Kauniyyah, maka terjadi Iradah Kauniyyah. dua iradah tersebut (Kauniyyah dam Syar’iyyah) terkumpul pada seorang muslim yang taat. Dan Iradah Kauniyyah menyendiri pada kepastian orang yang kafir dan orang yang bermaksiat.
Referensi
– الهادي الحثيث في شرح عقيدة السلف و أصحاب الحديث، ص. ٢٤٣ – ٢٤٤