Empat Tingkatan Beriman kepada Takdir

0
403

Di antara keimanan yang wajib diketahui setiap mukmin adalah beriman kepada takdir. Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi menjelaskan bahwa sesungguhnya keimanan kepada takdir ada empat tingkatan, dan barang siapa yang tidak mengimaninya maka tidak beriman kepada takdir

*1. Tingkatan Pertama: Ilmu (العلم)*
Yaitu Ilmu Allah (Allah Maha Mengetahui) segala sesuatu dari sesuatu yang ada (berwujud), sesuatu yang tidak ada, yang mungkin terjadi, yang mustahil terjadi yang sedang terjadi, dan bagaimana terjadinya Allah mengetahui hal tsb.

Allah ta’ala berfirman,

لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

“agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu (Ath-Thalaq: 12)

Dan dari hadits Nabi ﷺ. Ketika Rasulullaah ﷺ ditanya tentang anak-anak musyrikin (yang meninggal dunia)

اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ

“Allah lebih mengetahui apa yang telah mereka kerjakan” (HR. Bukhori no. 1384, Muslim no. 2659)

*2. Tingkatan Kedua: Penulisan (الكتابة)*
Yaitu, segala sesuatu telah terdapat (telah tercatat) di dalam kitab hingga hari kiamat. Allah ta’ala berfirman,

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah” (Al-Hajj: 70)

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ

Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Yasin: 12)

Dan dari hadits Nabi ﷺ

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

“Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.’ Rasulullah menambahkan: ‘Dan arsy Allah itu berada di atas air” (HR. Muslim no. 2653)

*3. Tingkatan Ketiga: Kehendak (المشيئة atau الإرادة)*
Yaitu, apabila Allah berkehendak maka akan terjadi, dan apabila Allah tidak berkehendak maka tidak akan terjadi. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ

“Sesungguhnya perbuatan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia” (Yasin: 82)

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam” (At-Takwir: 29)

Dan dari hadits Nabi ﷺ

إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُولَنَّ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ

“Apabila salah seorang tengah berdo’a, hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, dan janganlah mengatakan; ‘Ya Allah, jika Engkau kehendaki berilah aku…’ sebab Allah sama sekali tidak ada yang bisa memaksa.” (HR. Bukhori no. 6338, Muslim no. 2678)

*4. Tingkatan Keempat: Ciptaan (الخلق)*
Yaitu, Allah ta’ala menciptakan segala sesuatu. Maka Dia-lah Allah yang menciptakan yang beramal dan amalannya, yang bergerak, dan pergerakannya, yang berdiam, dan diamnya. Allah ta’ala berfirman

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” (Az-Zumar: 62)

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat” (Ash-Shaffat: 96)

Dan di dalam hadits Nabi ﷺ

كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ وَخَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ

“Dialah Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia sedangkan ‘arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di dalam adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan terjadi) lalu Dia menciptakan langit dan bumi” (HR. Bukhori no. 3191)

*Inilah tingkatan takdir, ilmu (العلم), penulisan (الكتابة), Kehendak (الإرادة), dan penciptaan (الخلق). Barangsiapa yang tidak mengimani empat tingkatan tersebut, maka tidaklah beriman kepada takdir*

Referensi

دليل السائر الى الجنة، ص. ٦٠ – ٦٢

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here