Ahlus Sunnah dalam Menyikapi Karomah Para Wali

0
39

⚠️ *Ahlus Sunnah dalam Menyikapi Karomah Para Wali*

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam العقيدة الواسطية mengatakan bahwa *diantara prinsip ahlus sunnah adalah membenarkan adanya karomah para wali,* dan apa yang Allah berlakukan terhadap perbuatan mereka dari kejadian-kejadian yang luar biasa bagi keumuman, yaitu dalam bentuk:

1. Ilmu ( العلوم)
2. Kasyaf, menyingkap ( المكاشفات )
3. Qudroh, kemampuan ( القدرة )
4. Ta-tsir, pengaruh ( التأثيرات )

Sebagaimana yang telah mahsyur dari para salaf seperti di dalam surat Al-Kahfi dan selainnya. Serta yang tersebar pada umat ini dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan seluruh kelompok ummat ini (ahlus sunnah). Dan karomah tersebut tetap ada hingga hari kiamat.

Syaikh shalih fauzan menjelaskan bahwa *wali adalah seorang mukmin yang bertaqwa* sebagaimana firman Allah ta’ala,

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa” (Yunus: 62-63)

*Dan karomah para wali benar adanya. Sungguh Al-Qur’an, As-Sunnah, atsar yang mutawatir dari para sahabat dan tabiin telah menunjukkan adanya karomah.*

Dan manusia dalam menyikapi karomah para wali terbagi menjadi, tiga kelompok:

1. *Yang menafikan karomah, yaitu dari kalangan mu’tazilah, jahmiyyah, dan sebagian asy’ari.* Mereka meyakini bahwa perbuatan-perbuatan yang luar biasa tsb sekiranya diperkenankan atas perbuatan para wali maka tidaklah samar antara Nabi dengan selainnya (sama saja antara Nabi dengan bukan Nabi), karena perbedaan antara Nabi dengan selainnya adalah mukjizat yang merupakan perbuatan yang luar biasa

2. *Yang berlebihan dalam menetapkan karomah yaitu, sufi dan kuburiyyun,* yang mereka menipu manusia, dan melakukan perbuatan luar biasa tsb dengan bantuan syaithon. Semisal masuk ke dalam api, memukul diri-diri dengan senjata tajam atau yang selainnya.

3. *Adapun ahlus sunnah, meyakini karomah para wali dan mempercayainya sesuai dengan ada yang telah datang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.*

Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi juga menjelaskan bahwa

1. Ilmu ( العلم ) dan Kasyaf ( الكشف )
Adalah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain, melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain, mendengar sesuatu yang tidak didengar orang lain dalam keadaan terjaga, tidak tidur atau dalam keadaan penting.

Contohnya ( الكشف ) adalah apa yang terjadi pada Umar bin Khaththab _radhiallaahu’anhu_ yaitu tatkala ditampakkan padanya (kondisi) pasukannya di Nahawand, dan pada saat itu Umar _radhiallaahu’anhu_ sedang berkhutbah di atas mimbar (di Madinah) dan berkata,

يا سارية الجبل

“Ya Sariyah, (pergi ke) bukit!”

Allah ta’ala menyampaikan kalimat tersebut ke telinga pemimpin pasukan yang berada di Iraq. Maka pasukan tersebut pergi ke bukit bertahan di sana dan selamat.

Adapun contoh ( العلم ) adalah apa yang diriwayatkan bahwa Abi Bakr _radhiallaahu’anhu_ telah diperlihatkan oleh Allah apa yang ada di dalam perut istrinya dan mengetahui bahwa anaknya perempuan.

2. Qudroh ( القدرة ) dan Ta-tsir ( التأثيرات )
Adalah terjadinya sesuatu pada seseorang yang di dalamnya terdapat pengaruh

Contohnya adalah apa yang terjadi pada Khalid bin Walid _radhiallahu’anhu_ tatkala terkepung ketika mempertahankan benteng kaum muslimin. Mereka (musuh Islam) meminta Khalid memakan racun, maka Khalid pun memakannya dan racun tsb tidak memberikan akibat apapun pada khalid

Adapun karomah yang Allah ta’ala berlakukan kepada para wali adalah dengan sebab:

1. Kebutuhan kepada karomah tersebut, seperti seseorang yang membutuhkan hujan untuk mengairi tanamannya, dan terjadi dalam keadaan kesusahan/ kesulitan yang membuat menderita apabila kehilangan hal tersebut. Maka Allah datangkan awan untuk menghujani tanamannya.

2. Ketaqwaan dan keimanan yang mencapai pada puncaknya (benar-benar sangat bertakwa dan beriman)

3. Iqomatul Hujjah yang disampaikan seorang pada musuhnya (untuk membantah atau melawan musuh)

Dan terjadinya perkara yang luar biasa dari orang-orang kafir, dan fasik, maka yang terjadi adalah perbuatan dari syaithon (bukan karomah dari Allah).

Karomah merupakan kejadian-kejadian yang luar biasa bagi keumuman, Allah ta’ala memberikannya kepada orang shalih dari kalangan orang-orang shalih, karena keberkahan mengikuti Nabi ﷺ.

Contoh lain karomah adalah apa yg terjadi pada Usaid bin Hudhoir dan ‘Abbad bin Bisyr _radhiallaahu’anhuma_ tatkala pergi dari sisi (rumah) Nabi ﷺ di waktu malam yang gelap gulita, bersama mereka memancar cahaya pada tangan mereka. Hingga mereka berpisah maka cahaya tersebut mengikuti masing-masing dari mereka hingga sampai ke keluarganya (rumah). Kisah ini diriwayatkan dalam shahih Bukhori (no. 3805, 3239)

Adapun dari Al-Qur’an adalah sebagaimana Kisah Ashhabul Kahfi yang tertidur selama ratusan tahun, kisah dzulqarnain, Maryam yang dapat hamil tanpa memiliki pasangan

Imam Abu Ishaq Al-jauzajani mengatakan

كن طالبا للإ ستقامة، لا طالبا للكرامة، فإن نفسك متطلعة للكرامة، و ربّك يطلب منك الإستقامة

*Jadilah pencari keistiqomahan, jangan menjadi pencari karomah, maka sungguh dirimu itu sangat menginginkan karomah, tetapi Rabb-mu mencari keistiqomahan dari-mu*

Referensi:

– شرح العقيدة الواسطية، صالح بن فوزان الفوزان، ص. ٢٦٢ – ٢٦٥
– شرج العقيدة الواسطية، عبد العزيز الراجحي، ص. ١٥٧ – ١٦٢

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here