Berjalan untuk Dunia, Berlari untuk Akhirat

0
84

Seringkali seorang disibukkan dengan mengejar dunia, disibukkan dengan pekerjaan, perdagangan mereka, dan perkara lainnya yang dapat meningkatkan kehidupan dunia mereka. Tetapi tatkala berkaitan dengan kehidupan akhirat, tidak sedikit yang lalai darinya. Seakan dunia mengejar mereka, dan akhirat berjalan menjauhinya.

Ditulis oleh: Abu Hanifah Jandriyadi

Allah ta’ala memerintahkan kita untuk mencari karunia-Nya berupa rejeki yang halal, mencukupkan diri sendiri. Allah ta’ala berfirman :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ ذَلُولا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka BERJALANLAH di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15)

Terdapat ayat serupa yang memerintahkan kita untuk BERJALAN diatas permukaan bumi untuk menggapai karunia-Nya berupa rejeki yang halal. Akan tetapi tatkala Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menuju negeri akhirat dengan beriman, beramal shalih dan kebajikan-kebajikan lainnya, Allah memerintahkan kita untuk bersegera, bahkan dengan kalimat perintah : BERLARILAH ! Yaitu melarikan diri dari segala keburukan, Allah berfirman :

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

“Maka BERLARILAH kalian menuju Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (Adz-Dzariyat : 50)

Apa yang dimaksud dengan perintah berlarilah menuju Allah ?

Asy-Syaikh As-Sa’di rahmatullah ‘alaihi menafsirkan :

الفرار بما يكرهه الله ظاهرا و باطنا إلى ما يحبه ظاهرا و باطنا، فرار من الجهل إلى العلم و من الكفر إلى الإيمان، و من المعصية إلى الطاعة، و من الغفلة إلى ذكر الله

“Maksudnya ialah berlari menjauh dari segala perkara yang dibenci Allah baik yang nampak maupun tidak nampak menuju kepada perkara yang Dia cintai baik perkara yang nampak maupun yang tidak nampak. Berlari menjauh dari kebodohan menuju ilmu, dari kekafiran menuju keimanan, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kelalaian menuju mengingat Allah.”

Beliau melanjutkan :

سمى الله الرجوع إليه فرارا، لأن في الرجوع لغيره أنواع المخاوف والمكاره. و في الرجوع إليه أنواع المحاب و الأمن و السعاده و الفوز

“Allah menamakan kembali kepada-Nya dengan berlari, karena kembali kepada selain-Nya malah terdapat berbagai hal yang ditakuti dan hal-hal yang tidak disukai. Sedangkan kembali kepada-Nya terdapat berbagai hal yang disukai, keamanan, kebahagiaan dan keberuntungan.”

Hal ini juga selaras dengan penuturan Al-Imam Al-Baghawi rahmatullah ‘alaihi yang menyimpulkan tafsir ayat ini :

ففروا إلى الله، فاهربوا من عذاب الله إلى ثوابه، بالإيمان و الطاعة

“Berlarilah dengan cepat, selamatkanlah diri kalian dari adzab Allah menuju ganjaran pahala-Nya dengan keimanan dan ketaatan.”

Hamba Allah yang faqir

Sumber bacaan :
-Taisir Karimir Rahman hal. 777 terbitan Dar Ibn Hazm
-Ma’alimu At-Tanzil jilid 4 hal. 212 terbitan DKi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here