Larangan Beribadah di Kuburan dan Berlebihan Terhadap Kuburan

0
14

Syaikh Taqiyuddin Al-Maqrizi Asy-Syafi’i (766 H – 854 H) mengatakan di dalam kitabnya “تجريد التوحيد المفيد”

و أنه لا يجوز إشراك غيره معه لا في الأفعال و لا في لفاظ و لا في الإرادات، فالشرك به في الأفعال كالسجود لغيره، و الطواف بغيره بيته المحرّم، و حلق الرأس عبوديّةً و خضوعًا لغيره، و تقبيل الأحجار غير الحجر الأسود الذي هو يمينه تعالى في الأرض، و تقبيل القبور واستلامها والسجودلها

Sungguh tidak diperbolehkan (diharamkan) berbuat syirik kepada selain Allah bersamaan dengan beribadah kepada-Nya, tidak dalam perbuatan, tidak dalam ucapan, tidak dalam keinginan. Maka kesyirikan dalam perbuatan adalah semisal sujud kepada selain Allah, thowaf selain di baitullah (makkah) yang disucikan, mencukur rambut dengan maksud ketaatan dan ketundukkan kepada selain Allah, mencium batu selain batu hajar aswad yang merupakan tangan kanan Allah ta’ala di bumi, dan mencium kuburan, berserah diri kepada kuburan, dan sujud kepada kuburan.

فد لعن لنبي ﷺ من اتخذ قبور الأنبياء و الصالحين مساجد يصلّى لله فيها

Sungguh laknat Nabi ﷺ bagi siapa yang menjadikan kuburan Nabi-nabi dan orang-orang shalih sebagai masjid-masjid kemudian sholat di dalamnya.

فكيف من اتخذ القبور أوثانًا تُعبد من دون الله ؟! فهذا لم يعلم قول الله تعلى : إِيَّاكَ نَعْبُدُ

Maka bagaimana lagi orang yang menjadikan kuburan sebagai berhala-berhala yang diibadahi dari selain Allah?! Maka dia tidak memahami firman Allah ta’ala إِيَّاكَ نَعْبُدُ (Hanya kepada Engkau saja kami beribadah, Al-Fatihah: 5)

Kemudian Syaikh Al-Maqrizi Asy-Syafi’i membawakan hadits Nabi ﷺ

لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسْجِدًا

“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani disebabkan mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid” (HR. Bukhori no. 1330)

مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكْهُمْ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ، وَالَّذِينَ يَتَّخِذُونَ قُبُورَهُمْ مَسَاجِد

“Seburuk-buruk manusia adalah orang yang mendapatkan hari kiamat dalam keadaan hidup, dan orang yang menjadikan kuburan mereka sebagai masjid” (HR. Bukhori no. 7067, Ahmad no. 4113)

وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِدَ أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang sebelum kalian itu menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shalih dari mereka sebagai masjid, maka janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan itu sebagai masjid, karena sungguh aku melarang kalian dari hal itu” (HR. Muslim no. 532)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here